Da spatium tenuemque moderam, male cuncta ministrat impetus. Berilah ruang, kelapangan, dan jeda, yang serba tergesa-gesa hanya akan menyebabkan semuanya menjadi buruk.
Cukup sudah dengan semua rintihan itu. Kini aku berusaha menikmati semua duka, tanpa maksud menghindarinya. Kujelang setiap detik dengan penghargaan yang baru. Betapa duka sesungguhnya bersebelahan dengan suka. Karna dalam duka, kita menemukan hal-hal baru yang indah. Menyadari betapa banyaknya orang yang perduli, bahkan pada pengunjung tidak tetap blogku ini. Jadi cukuplah sedu sedan itu.
Kuberi ruang pada sedih, biar dia ambil sebagian milikku. Kuberi lapang pada kecewa, biar nanti dia puas lalu bergeser ke tempat lain. Dan jeda, bagi sepasang milikku untuk memproduksi air mata. Karna bahagia yang sesungguhnya bisa jadi terletak pada kepuasan diri. Dan aku, sungguh telah bahagia, walau berjalan seiringan dengan kebimbangan ini.
2 comments:
Tau gak 'Ti..sekalipun duka itu selalu menyedihkan...tapi selalu ada kompensasi yang menyeimbangkannya kouks =)
Seperti yin dan yang, hitam dan putih, baik dan buruk. Begitu pula halnya dengan suka dan duka. Pada saat berduka, akan ada sesuatu yang membuat kita bersuka. Yang Maha Ada membuatnya demikian, supaya kita tetap seimbang...
Saat gw sedang berduka (seperti saat ini..), ternyata Yang Maha Baik memberi kompensasi yang juga sama baiknya...Dia memang adil, bukan? :)
So, percayalah...bahwa akan selalu ada terang di akhir jalan yang gelap...
i care =) *warm-hugs*
Post a Comment